MENGIRIS HATI

Tanda orang yang tidak beriman adalah bila dia berkata selalu mengiris hati orang lain.

Dia tak peduli, yang penting urusannya lancar, atasan/pemimpinnya senang, walaupun harus mengorbankan orang banyak.

Pastinya dia tidak peduli dengan akibat perkataan atau perbuatannya yang akan menyengsarakan orang lain.

Padahal dia tidak menyadari bahwa akibat perkataan atau perbuatannya, dia juga sebenarnya menyengsarakan/menzolimi dirinya sendiri bahkan juga keluarga yang dia cintai.

Setiap manusia diciptakan Allah disertai dengan pendengaran, mata dan hati. Dengan begitu setiap manusia yang diberi cahaya oleh Allah pada ketiga hal tersebut yaitu pendengaran, penglihatan dan hati, pasti bisa menilai perkataan atau perbuatan orang lain dengan jelas. Jadi, jangan semena-mena.

Hanya saja tidak semua orang mampu menegur, memperingatkan perkataan atau perbuatan dia, tetapi sedikit saja yang mampu. Dan orang yang sedikit, yang berani menegurnya pasti dimusuhi bahkan dia berusaha menghabisinya. Hanya kepada Allah kita dapat berlindung dari dia.

Parahnya lagi, dia menyangka bahwa kebanyakan orang yang tidak menegur dia, itu berarti meyetujui perkataan atau perbuatannya, sehingga menjadi-jadi perkataan atau perbuatannya yang tidak saja melukai hati orang tapi juga menyengsarakan orang banyak. Semua karena, memang dia tidak beriman, tidak yakin bahwa perkataannya atau perbuatannya akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah Sang Pencipta.

Orang-orang yang seperti dia akan menyesal, sesal yang tiada gunanya ( QS. Al Ahzab: 66-68), ” Pada hari (ketika) muka mereka dibolak-balik di dalam neraka, mereka berkata:” alangkah baiknya (seandainya) kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”,dan mereka berkata: ” Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mentaati pemimpin-pemimpin kami dan pembesar-pembesar kami. Lalu mereka menyesatkan kami dari jalan ( yang benar). Ya Tuhan kami, berilah mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.”

Memang manusia itu amat zalim dan bodoh, berani memikul amanat yang sebenarnya dia tidak mampu. Berbagai cara dia lakukan untuk mengekalkan amanat yang diberikan kepadanya (QS. Al Ahzab: 72), ” Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi dan gunung-gunung, maka mereka enggan untuk memikulnya dan merasa takut dari padanya, dan dipikulnya (amanat itu) oleh manusia. Sesungguhnya (manusia itu) amat zalim dan amat bodoh.”

 

Dia-dia pengiris hati orang ini, bermaksud hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka. Dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai (QS. Ash Shaff: 8).

 

Wallahu’alam.

 

Segara Murnia, lahir di Padang Panjang lebih dari setengah abad yang lampau. Sejak tahun 1974, ayah dan bunda memboyong kami sembilan putra putri mereka ke Leuwiliang, Bogor. Jawa Barat. Semenjak berkeluarga saya tinggal di Cibinong, Bogor.