SENDIRI

Apa yang ada dalam pikiran kita mendengar kata “Sendiri”?

Kesannya pasti takut.

Tapi semua kita akan mengalami keadaan itu, baik sengaja maupun tidak sengaja.

Mau ataupun tidak mau.

Menerima dengan senang hati atau dengam terpaksa.

Ketika suatu keluarga masih lengkap, senang rasanya berkumpul. Kemudian, satu persatu pergi.

Ada seorang ibu, anaknya 9 orang. Tapi kini beliau memilih tinggal sendiri di rumahnya, karena beliau merasa lebih senang tinggal sendiri, agar lebih khusu’ beribadah.

Kalau memang sudah begitu, berarti kita harus mempersiapkan diri.

Sendiri saat di dunia, masih bisa minta pertolongan orang lain disaat kita butuh.

Namun suatu saat nanti kita dipanggil sendiri menghadap Yang Maha Kuasa.

Apa daya kita?

Saat itu kita butuh pertolongan. Suami/ istri tercinta, anak/ mantu, cucu tersayang, serta saudara terkasih tiada yang bisa menghalangi. Mereka harus ikhlas melepas kita. Berangkatlah kita bersama amal perbuatan yang pernah kita lakukan. Orang yang paling baik adalah orang yang banyak memberi manfaat bagi orang lain.

Indah sekali firman Allah tentang perumpamaan pebuatan baik “Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit. (Pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat” (QS Ibrahim: 24- 25).

Sedangkan perumpamaan perbuatan buruk dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim: 26, “Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.”

Termasuk kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, yaitu segala ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran, serta perbuatan baik.

Yang termasuk kalimat yang buruk ialah kufur, syirik, segala perkataan yang tidak benar dan perbuatan yang tidak baik.

Yang lebih menarik lagi, bagi orang yang selalu berbuat baik (amal baik), imannya semakin kuat, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki” (QS Ibrahim: 27).

Besar kemungkinan inilah yang disebut dengan husnul khatimah, menghadap Allah sendirian dalam keadaan iman yang teguh karena selalu berbuat baik.

Segara Murnia, lahir di Padang Panjang lebih dari setengah abad yang lampau. Sejak tahun 1974, ayah dan bunda memboyong kami sembilan putra putri mereka ke Leuwiliang, Bogor. Jawa Barat. Semenjak berkeluarga saya tinggal di Cibinong, Bogor.