
DENGAN PEMBIASAAN KEAGAMAAN PAGI
Oleh : S. Syamsudin
- PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting di dalam kehidupan dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun negara yang maju. Selain itu karakter juga sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat terhadap tingginya pendidikan ataupun gelar yang telah diraih oleh seseorang, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang.
Proses pendidikan di madrasah/sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya dibanding psikomotoriknya, dan masih banyak guru di setiap madrasah/sekolah yang hanya mengajar agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika baik yang harus dilakukan oleh para siswa.
Di dalam pembahasan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), dinyatakan bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% . Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).
Banyak pilar karakter yang harus kita tanamkan kepada siswa dan siswi penerus bangsa, sekitar terdapat 18 karakter pendidikan yang meliputi : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab[1].
Bahkan menurut Dr HA. Rahmat Rasyadi membagi karakter menjadi 40 nilai-nilai dasar karakter. [2] yaitu : keimanan, ketakwaan, kejujuran, tenggang rasa, bersyukur, rajin, kesalehan, ketaatan, suka menolong, peduli, disiplin, sopan santun, kesabaran, kasih sayang, gotong royong, kerukunan, kebersamaan, toleransi, kebangsaan, empati, akrab, adil, pemaaf, setia, pengorbanan, tanggung jawab, aman, tanggap, tabah, sehat, keteguhan,percaya diri, luwes, rasa bangga, kreatif, kerja sama, hemat, teliti, ulet dan hidup bersih.
Diantara banyak pilar karakter tersebut di atas adalah religius, jujur, disiplin, rasa ingin tahu dan gemar membaca. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun denganpemeluk agama lain. Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh kepada berbagai ketentuan dan peraturan. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. Selanjutnya Gemar Membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.
Sekarang mulai banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang mengajarkan pendidikan karakter menjadi mata pelajaran khusus di sekolah tersebut. Mereka diajarkan bagaimana cara bersikap terhadap orang tua, guru-guru, teman-teman ataupun lingkungan tempat di mana mereka hidup.
- Identifikasi Topik Bahasan
Untuk membentuk pilar-pilar karakter pada diri siswa, dibutuhkan upaya-upaya yang dapat mengantarkan siswa bisa berkarakter. Selain melalui pembelajaran formal di dalam kelas, siswa juga bisa disiapkan untuk mengikuti kegiatan yang bisa dilakukan dan dirancang oleh kepala madrasah/sekolah dalam hal ini bisa dilakukan oleh wakil kepala madrasah bidang kesiswaan sebagai motor penggeraknya.
Kegiatan pembinaan yang mengarah kepada terbentuknya karakter siswa yang bisa dilakukan di madrasah/sekolah selain pembelajaran di dalam kelas di antaranya adalah melalui Pembiasaan Pagi sebelum pembelajaran di dalam kelas dimulai yang di dalamnya dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
- Berzikir bersama melalui pembacaan Asma’ul Husna
- Shalat Dhuha
- Tadarus Al Qur’an
- Kajian Kitab Ta’lim Muta’allim
- Kegiatan Literasi
- Muhadaharah / Pidato
- PEMBAHASAN
- Kiat-Kiat yang dapat Membentuk Karakter Siswa
Pendidikan karakter di madrasah/sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter itu adalah di dalam keluarga. Apabila seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Salah satu cara untuk membentuk karakter, selain pembelajaran di dalam kelas, juga bisa dilakukan aktifitas yang mendorong para siswa untuk membentuk karakter dengan menerapkan pembiasaan pagi secara rutin sebelum dilaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Materi-materi yang dapat disampaikan dalam pembiasaan berupa :
- Berzikir bersama melalui pembacaan Asma’ul Husna, ini adalah salah satu dzikir yang dapat menenangkan jiwa bagi warga madrasah, khususnya para siswa dalam memulai hari yang akan mereka lalui selama berada di madrasah.
- Shalat Dhuha,
Shalat Dhuha merupakan satu dari tiga wasiat yang dianjurkan Rasulullah. Sebagaiman diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra, ”Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepada tiga hal, pertama supaya berpuasa tiga hari setiap bulan, kedua supaya shalat dhuha dua rakaat, dan ketiga supaya shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari Muslim).
Betapa rahmat dan nikmat Allah SWT begitu besar dikucurkan kepada kita setiap harinya. Shalat dhuha merupakan ekspresi Muslim akan rasa syukur yang tiada terhitung tersebut, sekaligus sebagai permohonan diberikannya napas kehidupan baru di hari-hari yang hendak kita jalani.
- Tadarus Al Qur’an
Pada saat pembiasaan ini sengaja dimunculkan tadarus Al–Qur’an yang merupakan bacaan wajib bagi siswa. Selain siswa dituntut mampu membaca Al–Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid, siswa juga dituntut sedikit demi sedikit mampu memahami makna yang terkandung di dalamnya. Yang dimaksud dengan Tadarus adalah kegiatan membaca ayat-ayat dari kitab suci Al-Quran yang dilaksanakan secara bersama-sama.
- Kajian Kitab Ta’lim Muta’allim
Merupakan salah satu kitab yang menghimpun tentang tuntunan adab dalam belajar dan persyaratan-persyaratan dalam menuntut ilmu dan bagaimana sikap akhlak seorang dan lain-lain. Misalnya salah satu contoh tuntunan yang ada di dalamnya :
اَلاَلاَ تَنَالُ اْلعِلْمَ اِلاَّ بِستَّةٍ سَأُنْبِكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذُكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاصْطِبارٌ وَبُلْغَةٌ وَاِرشَادٌاُسْتَاذ وَطُوْل زمَانٌ [3]
“Tidak akan berhasil seseorang dalam menuntut ilmu kecuali dengan enam syarat, maka akan aku sampaikan keseluruhan syarat tersebut kepadamu dengan jelas, cerdas, rasa ingin tahu yang tinggi, sabar, mempunyai biaya, petunjuk dari seorang guru dan dalam waktu yang lama”.
- Kegiatan Literasi
Sebuah kegiatan bagaimana siswa dapat produktif dalam membaca dan mengkaji buku-buku pengetahuan, baik yang berkaitan dengan bahan ajar yang disampaikan di dalam kelas maupun pengetahuan lain yang tidak diajarkan di dalam kelas.
Kegiatan ini sudah menjadi gerakan yang harus dimunculkan di madrasah dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca siswa serta meningkatkan keterampilan membaca. Materi baca berisi nilai-nilai keagamaan, budi pekerti, kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan siswa itu sendiri.
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, dan auditori. Di abad 21 ini , kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.
- Karakter yang Diharapkan Tumbuh dari Kegiatan Pembiasaan Pagi
Dari sekian banyak hal yang dapat dilakukan oleh para siswa yang dibimbing oleh bapak atau ibu gurunya dalam kegiatan pembiasaan pagi diharapkan banyak karakter yang dapat terbentuk.
Dari segi waktu pelaksanaan kegiatan pembiasaan pagi siswa akan tertanam sikap lebih disiplin. Berzikir dengan melantunkan Asmaul Husna, Shalat dhuha dan Tadarus Al-Quran akan membentuk sikap religius pada diri siswa. Kajian kitab Ta’lim Muta’allim akan membentuk karakter bekerja keras dalam menuntut ilmu dan mempunyai rasa hormat terhadap guru, teman dan orang tua. Sedangkan Kegiatan Literasi akan menumbuhkan karakter Rasa ingin tahu dan gemar membaca dan terbiasa dalam membaca buku-buku.
- KESIMPULAN
Pembiasaan Pagi yang dilakukan sebelum pembelajaran di kelas sangat mendukung terbentuknya pilar karakter religius, jujur, disiplin, rasa ingin tahu dan gemar membaca.
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun denganpemeluk agama lain. Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh kepada berbagai ketentuan dan peraturan. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. Selanjutnya Gemar Membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ulil Amri Syafri, 2014, Pendidikan Karakter Berbasis Al Qur’an, Jakarta, Rajagrafindo Persada
Rahmat Rasyadi, 2013, Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Karakter, Jakarta, Rajawali Pers
Muhammad bin Ahmad Nubhan, Sarah Ta’lim Muta’allim, Surabaya, D
[1] Ulil Amri Syafri, 2014, Pendidikan Karakter Bernasis Al Qur’an, Jakarta, Rajagrafindo Persada, hal xi
[2] Rahmat Rasyadi, 2013, Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Karakter, Jakarta, Rajawali Pers, hal 37
[3] Muhammad bin Ahmad Nubhan, Sarah Ta’lim Muta’allim, Surabaya, Darul Kitab Islami, hal 15